Zona Sulistyowati

Sesungguhnya jiwa saya merasa senang dengan ilmu, dengannya jiwa saya semakin kuat (Ibnu Taimiyah)

Renungan Malam : Menelusuri Dosa




Bismillahirahmanirahiim

Assalamu’alaikum wr.wb.

Apa kabar para sahabat? Bagaimana dengan harimu saat ini? Apakah hari ini engkau merasa lebih baik dari kemarin? Semoga detik-detik yang kita lalui mendapat ridho dari Allah SWT dan segala apa yang terjadi membuat kita merasa ingin lebih mendekat kepada Allah Ta’ala, amiin ya Robbal’alamiin.

Artikel ini saya mulai dengan pertanyaan ” Siapa yang kemarin seharian dari bangun tidur sampai malam hari ini tidak melakukan dosa sama sekali?” Hem bagi yang sudah menyadari kesalahannya mungkin mudah tidak akan mengatakan dia tidak melakukan sebuah dosa pun pada hari ini. Tapi bagaimana untuk yang tidak menyadari bahwa perbuatannya seharian itu baik-baik saja tidak ada yang bernilai dosa? Bahwa seharian itu saya tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah, bahwa seharian itu saya tidak berbohong, bahwa seharian itu saya tidak ada masalah dengan siapapun. Benarkah demikian wahai sahabat-sahabatku?


Baiklah lalu pertanyaan saya lanjutkan kembali dengan pertanyaan ” Siapa yang tadi malam melakukan shalat taubat dan memohon ampunan Allah atas dosa dan kesalahan yang dilakukan dalam waktu mulai dari bangun dari peraduan hingga dia kembali ke peraduan? Mungkin jawaban sahabat ada yang mengatakan saya sholat malam, saya berdoa dan berdzikir. Tapi pertanyaannya apakah kita mengingat kembali dan menyadari kesalahan-kesalahan kita seharian itu dan memohon ampun atasnya? Atau kita ternyata berdoa dan berdzikir tidak berasal dari dalam hati kita, hanya melakukannya sebatas ritual yang keluar dari mulut kita saja? Sehingga ucapan istighfar yang terlontar dari diri kita tidak membuat hati kita tidak mampu menyadari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat selama seharian? Rasulullah saw saja sebagai seorang Rasul dan Nabi yang di jamin diampuni segala kesalahannnya saja melakukan taubat 70 X ( tujuh puluh kali ) dalam sehari, lalu bagaimana kita yang belum mendapat jaminan? Dan benarkah kita seharian bisa terlepas dari yang namanya dosa dan kesalahan?

Nah sahabat coba sekarang kita ingat-ingat definisi iman. Masih ingat kan bahwa Iman itu adalah diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Bukan bermaksud membahas iman itu sendiri tapi bisa jadi definisi dosa lebih simple dari yang kita bayangkan selama ini, bahwa dosa itu adalah perbuatan tidak melanggar perintah Allah dan jika kita ingin mengetahui perbuatan itu suatu dosa atau bukan maka kita harus mencarinya di Al Qur’an terlebih dahulu? . Namun sesungguhnya dosa itu adalah terbebasnya perbuatan, lisan dan hati kita dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah. Terlepas apakah dosa itu bernilai bear atau kecil, hanya Allah yang berhak menilainya. Dan sahabat tentu sepakat dosa-dosa kecil jika sering dilakukan akan terakumulasi dan pada akhirnya bisa mematikan hati kita.

Dari Nawas bin Sam’an r.a. dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain melihatnya.” (Muslim)


Dan dari Wabishah bin Ma’bad ra berkata, ‘Aku datang kepada Rasulullah saw., maka beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Aku menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa yang karenanya jiwa dan hati menjadi tentram. Dan dosa adalah apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.” (Ahmad dan Darimi)

Sahabat ternyata dosa itu sesimple itu ya dan ternyata Allah telah menciptakan kita lengkap dengan perangkat pengukur apakah sebuah perbuatan itu layak dilakukan atau tidak, apakah itu sebuah dosa atau bukan yaitu hati nurani. Semakin sering kita mengabaikan hati nurani maka semakin mudah kita melakukan dosa dan kesalahan dan setan akan memandang indah perbuatan kita itu sebagai perbuatan yang baik-baik saja.

Untuk lebih konkritnya marilah kita simak beberapa kisah di bawah ini

Seorang wanita yang mengenakan rok sangat mini menaiki kendaraan mikrolet. Para sahabat tahu kan kalau di dalam mikrolet itu kita berhadap- hadapan dengan penumpang lain secara langsung, berbeda dengan metromini ataupun bus besar. Mulai dari dia naik hingga di sepanjang perjalanan wanita itu selalu terlihat gelisah menarik-narik roknya agar menutupi pahanya. Ataupun ia berusaha menutupinya dengan tasnya. Nah sahabat bisa menilai begini ”kalau gak mau dilihat pahanya sama orang ya jangan pakai rok mini donk, kalau dia memutuskan untuk memakai rok mini sama saja dia menyediakan pahanya untuk dilihat semua orang.

Kasus kedua, seorang muslimah yang sudah lama tidak bertemu dengan temannya sesama muslimah tiba-tiba disapa dengan ”eh udah hari gini masih jomblo aja?” degh kontan muslimah tersebut akan merasakan tidak enak hatinya dalam arti mungkin terluka oleh perkataan temannya tersebut. Ingin rasanya membalas sakit hatinya dengan mengatakan ” ah tidak apa-apa, daripada sudah lama menikah tapi belum juga dikarunia anak.” Tapi itu urung dilakukannya. Hati nuraninya mengatakan kalau dia mengatakan hal tersebut mungkin rasa sakit yang akan muncul pada diri saudarinya itu lebih besar dari rasa sakit yang dialaminya. Dan dia memutuskan untuk bersabar dan memaafkan perkataan saudarinya tersebut.

Kasus ketiga, seorang muslimah yang sedang bercengkrama dengan teman sejawatnya. Teman tersebut sedang membicarakan tas yang dimilikinya yang memang saat itu sedang dibawanya. Lalu temannya itu meminta pendapat muslimah itu tentang tasnya tersebut. Muslimah tersebut memberikan penilaian bahwa warna tas itu hijau ”buluk”. Muslimah tersebut mengatakan hijau buluk itu mungkin tidak bermaksud mengatakan jelek tapi ingin mengatakan warnanya hijau pupus dan mungkin saat itu ia tidak menemukankan kata yang tepat untuk warna hijau tersebut. Dan apa yang terjadi si teman langsung terdiam. Si muslimah pun menangkap hal tersebut dan tersadar bahwa ia salah menempatkan kata, dan hati nuraninya menyarankan untuk meminta maaf dan mengkrafikasi hal tersebut. Dan muslimah itu pun menjelaskan bahwa dia salah mengatakan hijau pupus dengan hijau buluk. Bahwa dalam definisinya saat itu buluk itu tidak berarti jelek tapi pupus. Tapi bisa saja kan si muslimah itu mengabaikan hati nuraninya dan memberikan banyak alasan bahwa apa yang diperbuatnya itu tidak salah, atau bisa jadi justru dia akan menyalahkan temannya yang mempunyai hati yang terlalu sensitif, kan maksud dia tidak seperti itu. Dan alasan lain yang membenarkan tindakannya serta menghalangi niatnya untuk meminta maaf pada temannya.

Nah sahabat mungkin kita seringkali mengabaikan hati nurani kita dan mencari seribu satu alasan untuk mengatakan bahwa itu tidak salah, bahwa kita benar. Kalau kita menyadari kesalahan itu lalu memohon ampun pada Allah tentu hati kita bisa menjadi lembut kembali. Tapi bagaimana jika kita selalu memandang benar kesalahan-kesalahan kita selama ini? Yang ada tentu saja setiap kali hati nurani mengingatkan maka akan dengan mudahnya di tepis dengan seribu satu alasan. Dan hati kita akan menjadi keras dan jika tidak segera diobati maka hati bisa menjadi mati.

Dalam Al Qur’an di jelaskan ” Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” ( QS. Al A’raaf :201 ). Lalu bagaimana cara mengetahui dosa-dosa hati yang telah kita perbuat?

Pertama adalah ilmu. Ilmu kita perlukan untuk mengetahui apakah sesuatu itu bernilai dosa atau tidak. Segala sesuatu yang diiringi dengan ilmu sudah tentu akan lebih bernilai ketimbang yang tidak dengan ilmu.

Kedua milikilah saudara-saudara yang senantiasa memberikan kita nasehat. Mengapa karena dengan adanya saudara-saudara kita yang memberikan nasehat baik itu nasehat yang dari hati maupun tidak namun pada dasarnya nasehat itu mengingatkan kita akan kesalahan-kesalahan kita. Sehingga dengan nasehat kita sadar pernah melakukan kesalahan itu kita dapat segera bertaubat.

Ketiga perhatikanlah setiap perkataan yang berasal dari seseorang yang tidak menyukaimu ataupun musuh/lawanmu. Sebab biasanya seseorang yang tidak menyukai diri kita akan memberikan penilaian yang jelek yang membuat ia tidak menyukai kita. Apalagi yang namanya musuh ataupun lawan pasti akan selalu mencari celah-celah kesalahan kita. Tapi bukan berarti menganjurkan kita untuk memiliki musuh loh ya

Dan yang terakhir yaitu keempat yaitu berilah nasehat kepada orang lain dengan hati. Loh koq malah mengingatkan orang lain, apa hubungannya dengan menjaga dan mengobati hati kita dari dosa? Artinya jadilah kita seorang yang memberikan nasehat yang selain bermanfaat buat orang lain namun juga mampu menjadi cermin untuk kita sendiri agar sama-sama mengintropeksi diri. Jadi ketika kita memberikan nasehat kepada orang lain jadikanlah bahwa sesungguhnya nasehat itu tidak hanya berlaku untuk orang lain saja tapi jadikan itu juga merupakan nasehat bagi diri kita sendiri.

Ok… sahabat semoga tulisan sederhana ini bermanfaat dan kita berusaha untuk menjadi golongan orang-orang yang senantiasa membersihkan hati kita, dan semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan kita untuk mampu menjaga dan mengobati hati kita dari dosa-dosa kita, aamiin ya Robbal’alamiin.

Segala kebenaran datangnya dari Allah semata sedangkan kekhilafan dan kesalahan dari tulisan ini adalah murni datangnya dari penulis, mohon maaf atas segala yang kurang berkenan, wabillahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum wr wb.

Sumber : http://myquran.com

Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Juni 2011

Wanita Dahulu dan Sekarang



Allah SWT menciptakan makhuknya berpasang-pasangan. Di antara makhluknya yang paling indah dan sempurna adalah manusia. Allah SWT juga telah menurunkan petunjuknya yang paling sempurna. Sehingga, bila manusia menerima dan mengamalkan petunjuk itu, betapa indahnya manusia itu. Sebaliknya, bila ia menolaknya, betapa rendah dan jeleknya manusia itu, bahkan Al-Qur'an menyebutnya lebih hina dari binatang.
Allah SWT menjadikan keindahan ada dalam wanita meskipun pada hakikatnya antara pria dan wanita sama di hadapan Allah SWT. Hanya saja, Allah menjadikan keindahan itu ada pada wanita karena kelembutan, kasih sayang, dan emosinya yang lebih daripada kaum pria. Betapa indahnya sang wanita jika dihiasi dengan syariat Allah. Ia menjadi anak yang taat kepada Allah dan kedua orang tuanya. Jika ia menikah, ia menjadi penyayang bagi suaminya. Jika ia menjadi ibu, ia menyayangi dan mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Dari wanita shalehah seperti inilah lahir pejuang-pejuang yang tangguh dan pemimpin yang bijaksana. Perhatikan keadaan wanita pada masa Rasulullah saw. dengan generasi salafus saleh sesudahnya. Mereka, kaum wanita itu, ada di balik segala keberhasilan dan kecemerlangan peradaban Islam. Apakah wanita dewasa ini bisa mengikuti jejak para pendahulunya? Marilah kita lihat kenyataannya.
Wanita dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Qur'an terdapat 114 surah. Di dalamnya tidak ada satu pun surah tentang pria (ar-rijal), tapi menariknya ada surah tentang wanita (An-Nisaa'), bahkan lebih spesifik ada surah Maryam, meskipun dia bukan nabi. Umar ra. memerintahkan kepada wanita untuk mempelajari surah An-Nuur (cahaya) karena di dalamnya mengandung pelajaran bagi kaum wanita agar lebih bercahaya. Keberadaan kaum wanita sama dengan kaum pria di hadapan Allah.
Allah SWT berfirman (yang artinya), "Maka, Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain ...'." (Ali Imran, 3: 195).
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik ..." (An-Nahl: 97).

Keberadaan wanita sebagaimana pria dalam kehidupan ini mengalami ujian yang bermacam-macam. Namun, mereka harus tetap tegar dan shalehah seperti yang dicontohkan Al-Qur'an dengan Asiyah, istri Fira'un yang sabar dalam menghadapi ujian dari suaminya, atau seperti Maryam yang tabah menghadapi ujian hidup tanpa suami. (Lihat At-Tahrim 11-12). Sebaliknya, jangan seperti istri Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s. yang berkhianat terhadap suaminya dan tidak taat kepada Allah. (At-Tahriim: 10).
Wanita pada Masa Rasulullah
Rata-rata kaum wanita pada masa Rasulullah saw. tidak ketinggalan ikut berlomba meraih kebaikan, meskipun mereka juga sibuk sebagai ibu rumah tangga. Mereka ikut belajar dan bertanya kepada Rasulullah saw.
Wanita yang paling setia kepada Rasulullah adalah Khadijah yang telah berkorban dengan jiwa dan hartanya. Kemudian Aisyah, yang banyak belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria. Bahkan, ada pendapat ulama yang mengatakan, seandainya ilmu seluruh wanita dikumpulkan dibanding ilmu Aisyah, maka ilmu Aisyah akan lebih banyak. Begitulah Rasulullah saw. memuji Aisyah.
Ada seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah,"Ya Rasulullah saw., engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jum'at, sedangkan kami tidak; mereka mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin seperti mereka. Maka, Rasulullah saw. menoleh kepada sahabatnya sambil berkata, "Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi." (HR Ibnu Abdil Bar).
Dalam riwayat Imam Ahmad, Asma meriwayatkan bahwa suatu kali dia berada dekat Rasulullah saw. Di sekitar Rasulullah berkumpullah kaum pria dan juga kaum wanita. Maka beliau bersabda,"Bisa jadi ada orang laki-laki bertanya tentang hubungan seseorang dengan istrinya atau seorang wanita menceritakan hubungannya dengan sumianya." Maka tak seorang pun yang berani bicara, maka saya angkat suara. "Benar ya Rasulullah, ada pria atau wanita yang suka menceritakan hal pribadi itu." Rasulullah menimpali, "Jangan kalian lakukan itu, karena itu jebakan syaitan seakan syaitan pria bertemu dengan syaitan wanita, kemudian berselingkuh dan manusia pada melihatnya."
Ada juga wanita yang tabah dalam kehidupan rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh seperti Asma' binti Abi Bakar dan Fatimah. Kutub Tarajim membenarkan cerita tentang Fatimah. "Suatu saat dia tidak makan berhari-hari karena nggak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya,"Mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kok kelihatan pucat?"
Dia menjawab,"Saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah."
Ali menimpali,"Mengapa engkau tidak bilang kepadaku?"
Dia menjawab,"Ayahku, Rasulullah saw., menasehatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta."
Luar biasa bukan?
Ada juga wanita yang diuji dengan penyakit, sehingga dia datang kepada Rasulullah saw. meminta untuk didoakan. Atha' bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata kepadaku,"Maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga?"
Aku menjawab,"Ya."
Dia melanjutkan,"Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah saw. mengadu, 'Saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah saya.' Rasulullah saw. bersabda, "Jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya berdoa kepada Allah agar kamu sembuh."
Wanita itu berkata,"Kalau begitu saya sabar, hanya saja auratku suka tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku."
Maka, Rasulullah saw. mendoakannya.
Ada juga wanita yang ikut berperang seperti Nasibah binti Kaab yang dikenal dengan Ummu Imarah. Dia becerita,"Pada Perang Uhud, sambil membawa air aku keluar agak siang dan melihat para mujahidin, sampai aku menemukan Rasulullah saw. Sementara, aku melihat pasukan Islam kocar-kacir. Maka, aku mendekati Rasulullah sambil ikut berperang membentengi beliau dengan pedang dan terkadang aku memanah. Aku pun terluka, tapi manakala Rasulullah saw. terpojok dan Ibnu Qamiah ingin membunuhnya, aku membentengi beliau bersama Mush'ab bin Umair. Aku berusaha memukul dia dengan pedangku, tapi dia memakai pelindung besi dan dia dapat memukul pundakku sampai terluka. Rasulullah saw. bercerita,"Setiap kali aku melihat kanan kiriku, kudapati Ummu Imarah membentengiku pada Perang Uhud." Begitu tangguhnya Ummu Imarah.
Ada juga Khansa yang merelakan empat anaknya mati syahid. Ia berkata,"Alhamdulillah yang telah menjadikan anak-anakku mati syahid."
Begitulah peranan wanita pada masa Rasulullah saw. Mereka berpikir untuk akhiratnya, sedang wanita sekarang yang lebih banyak memikirkan dunia, rumah tinggal, makanan, minuman, kendaraan, dan lain-lain.
Kaum Wanita pada Masa Berikutnya
Ketika Utsman bin Affan mengerahkan pasukan melawan manuver-manuver Romawi, komandan diserahkan kepada Hubaib bin Maslamah al-Fikir. Istri Hubaib termasuk pasukan yang akan berangkat perang. Sebelum perang dimulai, Hubaib memeriksa kesiapan pasukan.
Tiba-tiba istrinya bertanya,"Di mana saya menjumpai Anda ketika perang sedang berkecamuk?"
Dia menjawab,"Di kemah komandan Romawi atau di surga."
Ketika perang sedang berkecamuk, Hubaib berperang dengan penuh keberanian sampai mendapatkan kemenangan. Segera dia menuju ke kemah komandan Romawi menunggui istrinya. Yang menakjubkan, saat Hubaib sampai ke tenda itu, dia mendapatkan istrinya sudah mendahuluinya. Allahu Akbar.
Pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimipin oleh Harun al-Rasyid, ada seorang Muslimah disandera oleh tentara Romawi. Maka, seorang ulama bernama Al-Manshur bin Ammar mendorong umat Islam untuk berjihad di dekat istana Harun al-Rasyid dan dia pun menyaksikan ceramahnya. Tiba-tiba ada kiriman bungkusan disertai dengan surat. Surat itu lalu dibuka dan dibaca oleh ulama tadi dan ternyata berasal dari seorang perempuan dan berbunyi,"Aku mendengar tentara Romawi melecehkan wanita Muslimah dan engkau mendorong umat Islam untuk berjihad, maka aku persembahkan yang paling berharga dalam diriku. Yaitu, seuntai rambutku yang aku kirimkan dalam bungkusan itu. Dan, aku memohon agar rambut itu dijadikan tali penarik kuda di jalan Allah agar aku dapat nantinya dilihat Allah dan mendapatkan rahmatnya." Maka, ulama itu menangis dan seluruh hadirin ikut menangis. Harun al-Rasyid kemudian memutuskan mengirim pasukan untuk membebaskan wanita Muslimah yang disandera itu.
Seorang istri Shaleh bin Yahya ditinggal suaminya dan hidup bersama dua anaknya. Ia mendidik anak-anaknya dengan ibadah dan qiyamul lail (shalat malam). Ketika anak-anaknya semakin besar, dia berkata,"Anak-anakku, mulai malam ini tidak boleh satu malam pun yang terlewat di rumah ini tanpa ada yang shalat qiyamullail."
"Apa maksud ibu?" tanya mereka.
Ibu menjawab,"Begini, kita bagi malam menjadi tiga dan kita masing-masing mendapat bagian sepertiga. Kalian berdua, dua pertiga, dan saya sepertiga yang terakhir. Ketika waktu sudah mendekati subuh, saya akan bangunkan kalian."
Ternyata kebiasan ini berlanjut sampai ibu mereka meninggal. Dan amalan itu tetap dilanjutkan oleh dua anak itu karena mereka sudah merasakan nikmatnya qiyamullalil.
Wanita Dewasa Ini
Kalau kita perhatikan perkembangan wanita dewasa ini, memang cukup mengkhawatirkan, meskipun di lain pihak masih banyak kaum wanita berjilbab yang semarak. Bahkan, pengajian-pengajian justru dipenuhi oleh kaum wanita. Tapi, melihat berbagai upaya musuh Islam untuk menghancurkan kaum hawa dengan berbagai cara melalui media massa yang destruktif (merusak), maka tantangannya semakin berat. Kalau tidak berbekal ilmu agama yang cukup dan disertai semangat juang yang tinggi, niscaya wanita pada zaman sekarang sulit untuk selamat. Bayangkan, kehidupan masyarakat di sekeliling kita sampai pergaulan di tingkat nasional dan internasional sudah sangat bejat. Kebejatan itu diliput dan disampaikan ke rumah-rumah kita melalui saluran-saluran TV. Dan, yang tidak puas ditambah dengan VCD dan internet. Sehingga, waktu untuk beribadah kepada Allah semakin terpinggirkan atau tergeser oleh otak yang merekam semua adegan itu.
Sementara, penangkalnya relatif kecil, dengan cara tradisional melalui pengajian minimal seminggu sekali. Maka, kita perlu kunci-kunci keselamatan.
• Kunci kebahagiaan adalah taat keada Allah dan Rasul-Nya.
• Kunci surga adalah tauhid.
• Kunci keimanan adalah berpikir tentang ayat-ayat Allah dan ciptaan-Nya.
• Kunci kebaikan adalah kejujuran.
• Kunci kehidupan hati adalah membaca dan mendalami Al-Qur'an serta menjauhi dosa.
• Kunci rizki adalah berusaha sambil beristighfar dan bertakwa.
• Kunci ilmu adalah pandai bertanya dan mendengar.
• Kunci kemenangan adalah sabar.
• Kunci kesuksesan adalah takwa.
• Kunci tambah rizki adalah bersyukur.
• Kunci sukses akhirat adalah zuhud terhadap dunia.
• Kunci dikabulkan permintaan adalah doa, dll.
Sumber : http://arrahmah.com
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Juni 2011

Bercermin pada Kelembutan Nabi

Ketika Rasulullah SAW duduk bersama para sahabatnya, seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Sa'nah masuk menerobos shaf, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras seraya berkata kasar, "Bayar utangmu, wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang-orang yang selalu mengulur-ulur pembayaran utang."

Umar bin Khattab RA langsung berdiri dan menghunus pedangnya. "Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas batang lehernya." Rasulullah SAW berkata, "Bukan berperilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan perilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar utang dengan baik."

Tiba-tiba pendeta Yahudi berkata, "Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan untuk menagih utang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlakmu. Tapi, aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat. Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum aku coba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan aku baru membuktikannya sekarang. Oleh sebab itu, aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang Muslim yang miskin."

Itulah kemuliaan akhlak Rasulullah, sang teladan yang telah dipuji Allah sebagai nabi dengan akhlaknya berada di atas semua akhlak yang agung. Kelembutan dan kesabaran dijadikan sebagai manhaj dalam berdakwah. Ucapannya lembut, sikapnya lembut, dan perilakunya dalam semua aktivitas dakwahnya adalah kelembutan, kecuali sikap yang membutuhkan ketegasan.

Kelembutan merupakan akhlak yang mampu mendekatkan manusia kepada Islam. Allah menjelaskan, "Maka, disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS Ali Imran 159).

Kekerasan dan perilaku anarkis akan merugikan Islam dan umatnya. Beliau selalu menyeru umatnya agar bersikap lembut. Beliau bersabda, "Sikap hati-hati (tidak tergesa-gesa), kesederhanaan, dan perilaku lembut adalah bagian dari 24 ciri kenabian." (HR at-Tirmidzi).

Rasul SAW pernah mengingatkan Siti Aisyah saat bersikap kasar. "Sesungguhnya Allah Mahalembut dan menyukai kelembutan dan Allah memberi dampak positif pada kelembutan yang tidak diberikan kepada kekerasan. Dan tiada kelembutan pada sesuatu kecuali akan menghiasinya dan bila dicabut kelembutan dari sesuatu akan menjadikannya buruk." (HR Muslim). Rasulullah juga menegaskan bahwa barang siapa yang tidak memiliki kelembutan maka akan dijauhkan dari kebaikan. (HR Muslim).

Umat Islam wajib bersikap lembut dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan. Banyak musuh-musuh Allah yang selalu memprovokasi agar umat Islam bersikap ekstrem, bertindak anarkis, dan melakukan teror.

Sikap dan perilaku tidak terpuji itu, akan menzalimi dan mendorong non-Muslim antipati terhadap Islam.


Oleh :Prof dr Achmad Satori Ismail
Sumber :http://www.republika.co.id Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Juni 2011

Panduan Amal Wanita Shalihah


Judul: Panduan Amal Wanita Shalihah
Penulis: Afifah Afra
Penelaah: DR. KH. Muinudinillah Bashri, Lc., MA
Harga: Rp 54.000
Ukuran: A5/325 halaman

Inginkah Anda sejelita bidadari surga? Bidadari dengan sifat sebagaimana firman-Nya, "Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita parasnya. Seolah-olah mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik." (QS. ash-Shaffat: 48-49).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan wanita-wanita yang pandai menjaga kehormatannya. Paras mereka sangat jelita, matanya indah menawan, penampilannya luar biasa cantik, pandai menjaga diri, takwa, dan bersih. Allah juga berfirman, "Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan" (QS. ar-Rahman: 58). Sebuah penggambaran yang begitu dahsyat tentang kecantikan seorang wanita bukan? Pendek kata, bidadari surga adalah kesempurnaan pesona seorang wanita. Tak hanya pesona lahiriah, tapi juga batiniah.

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra., bahwa Nabi Saw. pernah bersabda, "Seandainya seorang bidadari dari surga menampakkan diri kepada penghuni bumi, niscaya cahaya tubuhnya dan bau harumnya akan memenuhi ruang antara langit dan bumi, serta kerudung rambutnya lebih indah dan lebih bernilai daripada dunia seisinya" (HR. Bukhari). Namun, percayakan Anda bahwa ternyata ada sosok-sosok yang mampu mengalahkan Sang Bidadari? Ya, mereka adalah wanita salihah, meskipun di dunia memiliki wajah biasa-biasa saja, ternyata mereka akan menandingi kemuliaan para bidadari ketika memasuki pintu surga.

Ummu Salamah ra. bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya Rasulullah, beritakanlah kepada kami, mana yang lebih utama di surga, wanita di dunia ataukah bidadari surga?" Rasulullah saw. lalu menerangkan bahwa perempuan dunia di surga sangat lebih utama daripada bidadari surga karena shalat, puasa, dan ibadah yang dilakukan mereka. "Allah SWT memberi cahaya di wajah mereka, mereka mengenakan sutera di tubuhnya, warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupaan mereka mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan, 'Kami adalah perempuan-perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.'"

Andakah wanita salihah itu? Perempuan-perempuan abadi yang takkan mati? Mari kita bersama-sama bergiat dalam amaliah salihah selama di dunia, sehingga kelak, kita pun akan mengatakan apa-apa yang mereka katakan. Buku di tangan Anda ini, insya Allah akan menjadi setitik cahaya yang akan memandu kita, untuk menapaki tangga surga. Insya Allah!

Isi buku ini begitu lengkap, berikut ini komposisi isinya:
BAB 1: AKIDAH PEREMPUAN SHALIHAH, membahas tentang iman, tauhidullah, syahadatain, al wala' wal bara' dan bid'ah.

BAB 2: IBADAH PEREMPUAN SHALIHAH, berisi tentang aturan thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji

BAB 3: KEKHASAN REPRODUKSI PEREMPUAN, berisi tentang organ reproduksi perempuan, haid, istihadhah, kehamilan, melahirkan dan nifas, menyusui serta pengaturan jarak kelahiran.

BAB 4: PENAMPILAN PEREMPUAN SHALIHAH, berisi tentang bagaimana berpakaian, berhias dan menjaga penampilan

BAB 5: RUMAH TANGGA PEREMPUAN SHALIHAH, berisi tentang persiapan berumah tangga, pernikahan, nafkah dan keqawaman serta hak dan kewajiban suami-istri

BAB 6: BAGAIMANA PEREMPUAN SHALIHAH MENDIDIK ANAK, berisi tentang kewajiban ibu, fase perkembangan dan pertumbuhan anak serta kurikulum tarbiyah anak-anak.

BAB 7: PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT ISLAM, berisi tentang posisi perempuan dalam masyarakat Islam, karir yang diperbolehkan, serta gender dan feminisme.
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Juni 2011

Silaturrahim Yuuk

Pesan Sahabat


ShoutMix chat widget

About Me

Moga tiap langkahku membawa berkah. Ibarat Tanaman, dimanapun saya ditanam, bertumbuh dan berkembanglah.

Followers

Visitor

design by sls_nomy04. Diberdayakan oleh Blogger.