Zona Sulistyowati

Sesungguhnya jiwa saya merasa senang dengan ilmu, dengannya jiwa saya semakin kuat (Ibnu Taimiyah)

Bersabarlah



•“Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”(Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
•”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS Al Baqarah: 45-46).

•“Bagi setiap nikmat ada kunci yang membukanya dan ada kunci yang akan menyelaknya yang mana kunci pembukanya adalah sabar dan kunci penyelaknya adalah malas”.(Saidina Ali bin Abi Thalib)
•“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian , kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” . [Q.S. Al-‘Ashr: 1-3]
•“Dan ingat juga tentang apa yang telah Allah janjikan bagi orang yang sabar,”Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 96)
•“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(An-Nahl : 96)

Ketika Haatim al-Asham datang berkunjung kepada Imam Ahmad, Imam bertanya,"Beritahukan kepadaku, bagaimana caranya mencari selamat dari manusia ?" Haatim menjawab, "Dengan tiga hal:
1. Anda memberi harta kepada mereka, dan jangan mengambil harta mereka.
2. Berikan hak-hak mereka dan janganlah menuntut hak Anda dari mereka
3. Bersabarlah menghadapi gangguan mereka dan jangan mengganggu mereka
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu



Judul Buku : Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu
Penulis : H.M. Anis Matta, Lc
Penerbit : PT Syaamil Cipta Media, Bandung, Maret 2003
Tebal : 76 hlm
Daftar Isi
1. Kata Pengantar Penerbit
2. Bagian Pertama : Persiapan Menuju Pernikahan
1. Kesiapan Pemikiran
2. Kesiapan Psikologis
3. Persiapan Fisik
4. Persiapan Finansial
5. Tanya Jawab seputar Persiapan menuju pernikahan
3. Bagian Kedua : Mahligai Rumah Tangga Islami
1. Meraih Kebahagiaan
2. Menjalin Keharmonisan
4. Penutup
5. Biodata Penulis


Bagian Pertama: Persiapan Menuju Pernikahan
Minimal ada 4 hal yang harus dimiliki oleh seseorang ketika ia ingin memasuki gerbang pernikahan:
1. Kesiapan Pemikiran
2. Kesiapan Psikologis
3. Persiapan Fisik
4. Persiapan Finansial
1. Kesiapan Pemikiran
1. mempunyai kematangan visi keislaman
2. mempunyai kematangan visi kepribadian
3. mempunyai kematangan visi pekerjaan
1. a. Kematangan Visi Keislaman
Artinya, mempunyai dasar-dasar pemikiran yang jelas tentang identitas ideologinya.
Artinya, mengetahui MENGAPA ia menjadi muslim
“Di dalam hidup ini, kita akan sesekali menghadapi banyak alternatif. Saat itu, kita akan banyak menghadapi masalah yang pemecahannya sangat ditentukan oleh kematangan pengetahuan tentang MENGAPA kita menjadi muslim, sehingga kita mampu dihadapkan pada berbagai pilihan dalam kehidupan riil.”
1.b Kematangan Visi Kepribadian
Artinya, mempunyai konsep diri yang jelas
Artinya, mengetahui apa kelemahan dan kekuatannya, apa ancaman yang bisa meruntuhkan dirinya, tahu peluang berdasarkan potensi yang ada dalam dirinya.
“Pemahaman diri yang benar tentang diri sendiri akan melahirkan penerimaan diri yang baik. Membuat kita menerima diri secara apa adanya. Tidak menganggap diri kita melebihi kapasitasnya atau kurang dari kapasitasnya.”
“Saya sarankan pada Anda yang belum menikah, bahwa ketika kita mencari pasangan, jangan pernah bermimpi mencari pasangan yang ideal, tapi carilah PASANGAN YANG TEPAT.”
“Kita tidak sedang berpikir mencari istri atau suami yang unggul. Carilah istri yang tepat dengan bingkai kita, dengan kepribadian kita.”
“Sebab ternyata,
tidak semua orang cerdas membutuhkan orang yang cerdas lain,
tidak semua orang gagah membutuhkan wanita cantik,
tidak semua orang hebat membutuhkan orang hebat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh banyak orang, menemukan bahwa kebanyakan orang besar dalam sejarah, ternyata memiliki pasangan yang bersahaja dan sangat sederhana.”
Kalau kita mampu menerima diri kita dengan baik, setelah menikah pada umumnya kita juga mampu menerima pasangan kita dengan baik.
INGAT!!!!
Bukan istri atau suami yang unggul.
Tapi,
Istri atau suami yang TEPAT.
1. c. Kematangan Visi Pekerjaan
Yusuf Qardhawi: “Pertama ada ilmu lalu iman. Ilmu menghasilkan iman. Iman menghasilkan kekhusyukan. Inilah yang menggerakkan hati untuk beramal.”
Ilmu yang terkait dengan perkawinan:
1. hak dan kewajiban suami-istri
2. masalah pendidikan (anak)
3. masalah kesehatan
4. masalah seksual
2. Kesiapan Psikologis
Artinya, kematangn tertentu secara psikis untuk menghadapi berbagai tantangan besar dalam hidup, untuk menghadapi tanggung jawab, untuk menghadapai masa-masa kemandirian.
“Kesiapan psikologis pada keseimbangan emosi di dalam jiwa kita. Ambivalensi dari rasa takut dan rasa berani. Ambivalensi dari rasa cinta dan benci. Ambivalensi antara harapan dan realisme.”
Paling sering kita alami dalam pernikahan adalah fluktuasi emosi yang cepat ketimbang saat kita masih bujang.
Sebagai istri, kata Rasulullah, kalau dilihat suaminya, ia menggembirakan. Seorang istri membutuhkan kemampuan psikologis luar biasa untuk setiap saat mampu melakukan 3 pekerjaan sekaligus: SEKRETARIS, RESEPSIONIS, PRAMUGARI.
3. Kematangan Fisik
Kematangan fisik menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan
“Fisik yang perlu kita perhatikan bukan berarti harus membuat orang tertarik. Cukuplah bila tidak membuat orang lari ketika melihat kita.”
Olahraga yang dianjurkan dalam Islam: menunggang kuda (kekuatan), berenang (kecepatan), dan memanah (kejelian).
4. Kesiapan Finansial
Artinya, perkawinan juga kerja ekonomi, bukan sekedar kerja cinta.
“Seorang wanita juga perlu mempertanyakan kepada calon suaminya tentang masalah finansial. Tidak berarti bahwa wanita itu materialistis. Tidak demikian. Seorang wanita perlu yakin bahwa suami yang mampu mengatakan I Love You 1000x sehari juga bisa memberikan susu bagi anak-anaknya. Paling bagus, beri susu buat anak-anak, nafkah buat istri, lalu katakan I Love You. Anda bisa memberikan susu, tapi tidak mengatakan I Love You, itu juga salah. Dua-duanya perlu.”
“Kita harus melihat sesuatu dengan rasional. Unsur Romantika sangat penting ada karena akan membuat hidup jadi indah. Romantika yang bagus dibangun di atas Realisme. Realisme tapi juga Romantis. Realistis tapi tidak Romantis, jadi kaku.”

Bagian Kedua : Mahligai Rumah Tangga Islami
1. Meraih Kebahagiaan
Dari ketiga unsur(Allah, Muhammad, sejarah manusia) saya menemukan bahwa unsur-unsur yang membentuk kebahagiaan sekelompok orang atau sesama manusia di dalam hidupnya ada beberapa hal :
1. Pertama, perasaan terarah atau keterarahan
2. Kedua, keharmonisan
3. Ketiga, konsistensi atau kelurusan di dalam hidup
4. Keempat, yaitu fasilitas fisik
2. Menjalin Keharmonisan
Perasaan ibadah melekat di dalam pikiran setiap orang yang ada di dalam rumah itu, sehingga misi kemudian membentuk satu muatan bahwa setiap anggota rumah adalah orang yang berjalan menuju Allah SWT.
Dengan nuansa ibadah, kita akan menemukan pengorbanan. Semua keringat yang keluar adalah sumber utama kenikmatan di dalam hidup, suatu kegembiraan jiwa.
Agar mampu membangun keharmonisan, setiap orang haruslah memiliki kemampuan ntuk memahami orang lain. Anda tidak mungkin mampu memahami orang lain dengan baik, kecuali jika Anda telah lebih mampu memahami Anda sendiri.
Sebenarnya struktur kejiwaan manusia memiliki berbagai kesamaan. Apa yang menggembirakan kita pada umumnya juga menggembirakan orang lain.
Kemampuan MENCINTAI dengan arti bahwa Anda menerima orang lain apa adanya, menerima secara utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelemahannya.
Pada tingkat berikutnya, kita menginginkan kebaikan bagi orang itu. Apapun yang kita lakukan, selalu berorientasi agar orang menjadi lebih baik.
Memberikan waktu kita bagi orang lain. Perhatian dan keinginan yang lebih banyak untuk membahagiakan. Kemampuan MEMPERHATIKAN merupakan kemampuan jiwa yang luar biasa besarnya.
Berbagai teknik berhubungan, muncul dari kemampuan dasar. Kemampuan memperhatikan, memahami, mencintai, mengembangkan diri, dst. Untuk memiliki kemampuan dasar, ketrampilan utamanya adalah KETRAMPILAN KOMUNIKASI. Ketrampilan ini lahir dari pengetahuan kita tentang jiwa manusia.
Perasaan kita tentang orang lain, diungkap setiap saat, baik suka pun tidak suka. Nyatakan cinta Anda dengan tindakan dan kata-kata. Bahkan pujian sekalipun, jelas kita semua sedang beribadah. Kelelahan akan berkurang kalau kita mendengar berita gembira, artinya, sebelum mendapatkan di surga, sebaiknya kita mendapatkan di dunia.
Rasulullah mengajak kita unytuk memenuhi rumah dengan panggilan yang indah dan kalimat-kalimat yang baik.
“Setelah saya renungi, mengapa Islam perlu menyatakan secara verbal, hikmah yang saya temukan adalah ternyata setiap kita membutuhkan penguatan dari waktu ke waktu.”
Yang penting bagi kita mulanya, bukan mencari pasangan yang baik, tetapi berusaha untuk menjadi pasangan yang baik.
PENUTUP
Selain keterarahan, keharmonisan, konsistensi dan berbagai sarana fisik, jangan lupakan misi sebuah rumah tangga Islami.
Keluarga dimulai dari 2 orang yang bertemu menjadi suami-istri, kemudian bertambah anggotanya dengan anak-anak yang lahir. Keluarga ini harus mengupayakan agar setiap anggota memiliki misi yang sama.
Bila misi yang sama telah tertanam di dada, maka setiap orang yang ada di keluarga itu akan merasakan bahwa rumah tangga ini hanyalah satu perahu dari sekian banyak perahu yang berlayar menuju Allah SWT.

Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

The CASH FLOW QUADRANT



Judul Buku : The CASH FLOW QUADRANT
Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial
Pengarang : Robert T. Kiyosaki dan Sharon L. Lechter
Alih Bahasa : Rina Buntaran
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Jakarta 2004
Daftar Isi
Pendahuluan Anda Berada di Kuadran Mana? Apakah Kuadran itu sudah tepat untuk anda?
Bagian I CASH FLOW QUADRANT
Bab Satu “Kok Kalian Tidak Cari Kerja?”
Bab Dua Kuadran Berbeda..Orang Berbeda
Bab Tiga Mengapa Orang Lebih Memilih Aman dari pada Bebas
Bab Empat 3 Jenis Sistem Bisnis
Bab Lima Tujuh Tingkat Investor
Bab Enam Anda Tidak Bisa Melihat Uang dengan Mata Anda

Bagian II Membangkitkan Kemampuan Terbaik Anda
Bab Tujuh Menjadi Diri Anda
Bab Delapan Bagaimana Cara Saya Menjadi Kaya?
Bab Sembilan Jadilah Bank…Bukan Bankir
Bagian III Cara Menjadi “B” dan “I” yang sukses
Bab Sepuluh Ambil Langkah Kecil
7 LANGKAH CARA MENEMUKAN JALUR CEPAT FINANCIAL ANDA
Bab Sebelas Langkah 1 : Sudah Waktunya Mengurus Bisnis Anda Sendiri
Bab Dua Belas Langkah 2 : Mengendalikan Cash Flow Anda
Bab Tiga Belas Langkah 3 : Mengetahui Perbedaan Antara Risiko dan Berisiko
Bab Empat Belas Langkah 4 : Tentukan Anda Mau Menjadi Investor Tipe Apa
Bab Lima Belas Langkah 5 : Cari Pembimbing
Bab Enam Belas Langkah 6 : Jadikan Kekecewaan Kekuatan Anda
Bab Tujuh Belas Langkah 7 Kekuatan Keyakinan
Bab Delapan Belas Rangkuman

Cashflow Quadrant
Judul tulisan saya kali ini sama dengan judul buku yang ditulis oleh Robert T. Kiyosaki, seorang keturunan Asia dan Amerika, pakar Financial dan guru dari berbagai tokoh sukses. Buku ini merupakan dasar dari usaha kita yang menginginkan kebebasan finansial dengan beralih dari kuadran kiri menuju kuadran kanan. Buku ini membahas mengenai kebebasan finansial.
Dalam buku tersebut kita harus mengetahui letak kuadran keadaan finansial kita.
Cash Flow Quadrant dipetakan menjadi E, S, B, dan I.








E untuk employee (pegawai),
S untuk self-employed (pekerja lepas),
B untuk business owner (pemilik usaha),
I untuk investor (penanam modal).

“E” dan “S” yang mengandalkan gaji diletakkan di kuadran sisi kiri, sedangkan “B” dan “I” yang menerima pemasukan dan bisnis atau investasi diletakkan di sisi kanan.



Setiap orang setidaknya menempati satu dari keempat Cashflow Quadrant dan kebanyakan dari kita menempati posisi sebelah kiri sebagai employee atau self-employee. The Cashflow Quadrant adalah tentang keempat jenis orang berbeda dalam dunia bisnis, tentang siapa diri mereka dan apa yang membuat individu di masing-masing kuadran unik.

Dalam buku ini, pembaca akan dibantu menentukan di mana posisi kita sekarang dalam kuadran, dan pembaca akan dibantu memetakan arah untuk mencapai posisi yang diinginkan di masa depan ketika memilih jalan sendiri untuk menuju kebebasan finansial. Walaupun kebebasan finansial bisa ditemukan dalam keempat kuadran ini, namun keterampilan “B” atau “I” akan membantu mencapai target finansial dengan lebih cepat.

Dan seorang “B” yang berhasil seharusnya menjadi seorang “I” yang berhasil juga. Buku ini ditulis bagi mereka yang siap untuk pindah dari keamanan pekerjaan dan mulai mencari
kebebasan finansial mereka; membuat perubahan finansial dan profesional yang besar dalam hidup mereka dan pindah dari Era Industri ke Era Informasi.
Setiap orang dapat sukses di kuadrannya masing-masing.

Perbedaan seorang E, S dan seorang B, I adalah :

Bahwa seorang E, S tidak dapat meninggalkan bisnisnya dalam waktu yang lama, sedangkan seorang B, I dapat meninggalkan bisnisnya dalam waktu yang relatif lama karena aset-lah yang bekerja untuknya.

CONTOH SEORANG ”E”
Mari kita ambil contoh yang pada umumnya terjadi di masyarakat, yaitu seorang karyawan perusahaan. Apabila seorang karyawan perusahaan tidak dapat bekerja karena alasan sakit atau usia lanjut, maka seorang karyawan tadi tidak akan mendapatkan uang / gaji mereka yang berasal dari perusahaan.

CONTOH SEORANG ”S”
Mari kita ambil contoh seorang dokter.
Apabila seorang dokter tidak praktek karena alasan kesehatan, usia lanjut, atau karena adanya bencana yang mengakibatkan seorang dokter tidak bisa membuka prekteknya, maka dokter tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan.

CONTOH SEORANG ”B”
Mari kita ambil contoh seorang pemilik waralaba ayam goreng Kentucky ( KFC ).
Apabila pemilik waralaba tersebut ingin berlibur ke luar negeri selema satu bulan hingga beberapa tahun, maka bisnisnya akan tetap berjalan dan menghasilkan uang karena telah memilik sistem yang telah terbukti dapat berjalan dengan sistem yang ada dan karyawannya.

CONTOH SEORANG ”I”
Mari kita ambil contoh seorang investor atau pemegang saham.
Sama seperti seorang ”B”, yaitu ketika seorang investor ingin meninggalkan bisnisnya dalam
waktu yang lama, maka bisnisnya tetap dapat berjalan karena aset-lah yang bekerja untukkya.


KUADRAN MANA YANG ANDA INGINKAN ?

KUADRAN KIRI :
SEMAKIN KAYA, SEMAKIN SIBUK
DAN FINANSIAL ???

KUADRAN KANAN :
SEMAKIN KAYA, SEMAKIN BEBAS WAKTU
DAN BEBAS FINANSIAL

Tapi menurut pendapat saya kita bisa memilih berada di dua kuadran atau lebih sekaligus. Sebagai contoh, Tung Desem Waringin, salah satu pembicara terbaik Indonesia dan guru saya juga. Pak Tung adalah seorang Self Employee (pembicara seminar), Business Owner (pemilik banyak bisnis) dan juga Investor (investor saham). Jadi semua tergantung pilihan anda.

Mau berada di kuadran manakah anda?
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

RICH DAD, POOR DAD



RICH DAD, POOR DAD : Apa yang Diajarkan Orang Kaya pada Anak-anak Mereka tentang Uang yang Tidak Diajarkan oleh Orang Miskin dan Kelas Menengah!
ROBERT T. KIYOSAKI Bersama SHARON L. LECHTER C.P.A)
Alih Bahasa : J. Dwi Helly Purnomo
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Jakarta 2007

Daftar Isi
Ada Suatu Kebutuhan Xi
PELAJARAN
Bab Satu Ayah yang Kaya, Ayah yang Miskin
Bab Dua Pelajaran Satu---
Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang…………………………………………………… 13
Bab Tiga Pelajaran Dua—
Mengapa Mengajarkan Melek Finansial? ……………………………………………………57
Bab Empat Pejaran Tiga---
Uruslah bisnis nda Sendiri……………………………………………………………………………… 93
Bab Lima Pelajaran Lima—
Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi ……………………………………………… 105
Bab enam Pelajaran Lima—
Orang Kaya Menciptakan Uang …………………………………………………………………… 121
Bab Tujuh Pelajaran Enam--
Bekerja untuk belajar—jangan bekerja untuk uang ………………………149
PERMULAAN
Bab Delapan Mengatasi Berbagai hambatan …………………………………………………………………………………………………… 167
Bab Sembilan Memulai …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 191
Bab Sepuluh Masih Ingin Lagi? …………………………………………………………………………………………………………………………… 221
Epilog Bagaimana Membayar Biaya Kuliah Anak Kita yang Kian Mahal ………………………………………229
Tentang Penulis ………………………………………………………………………………………………………………………………… 235

Sebagai pengantar:
Buku ini menceritakan 2 “ayah” Robert T. Kiyosaki, yakni ayah kandungnya -sebagai kepada dinas pendidikan di Hawaii, yang berpendidikan tinggi, tapi tidak mengajarkan -yang disebut Robert- intelegensi finansial, dan meninggal dunia tanpa meninggalkan sepeser uang. Ayahnya ini dipanggilnya “poor dad” karena dianggapnya tidak melek finansial. Sedangkan ayah ke-2, sebenarnya adalah ayah temannya (nama temannya adalah Mike) yang ketika mereka berdua masih berumur 9 tahun, “ayah” tsb ( disebutnya “rich dad”) mulai berbisnis banyak (toko, konstruksi, restoran) dalam skala kecil, dan meninggal dalam keadaan mewariskan imperium bisnis kepada anaknya, si Mike.
BAB SATU : Ayah yang Kaya, Ayah yang Miskin
Robert T. Kiyosaki banyak bercerita ia sendiri yang masih menyimpan pendapat-pendapat konvesional, dan ayah angkatnya (ayah temannya, Mike), yang sudah berfikir lebih maju.

Ayah Kiyosaki berpendapat bahwa kesuksesan seseorang adalah ketika dia bisa bersekolah tinggi dengan prestasi yang hebat, dan mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang tinggi. Sedangkan ayah angkatnya berfikir bahwa kesuksesan akan dicapai jika kita lebih banyak memiliki asset daripada pengeluaran. Kiyosaki menyebut pemikiran ayah kandungnya sebagai pemikiran orang miskin, sedangkan pemikiran ayah angkatnya adalah pemikiran orang kaya.
Seperti yang dikisahkan oleh Robert Kiyosaki
Sebuah Pelajaran dari Robert Frost
Robert Frost adalah kesukaan saya. sekalipun saya menyukai banyak puisinya, yang jadi favorit saya adalah the Road Not Taken(Jalan Yang Tidak Kutempuh). Saya menggunakan pelajarannya hamper tiap hari.
Jalan Yang Tidak Kutempuh
Dua Jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan,
Dana saying aku tidak bisa menemouh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Kemana kelokannya mengarah di balik semak belukar;

Kemudaian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun taak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputannya,

Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan ronto yang belum terusik.
Oh, kusimpan jalan pertama untuk kali lain!
Meski tahu semua jalan berkaitan,
Aku ragu akan pernah kembali,

Aku akan menuturkan sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku—
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya,
Robert Frost (1916)

Beberapa point yang ditekankan dalam buku Rich Dad Poor Dad ini adalah :

1. Orang kaya tidak bekerja untuk uang

Kebanyakan orang berfikir bahwa semakin tinggi sekolah, semakin kita bekerja keras, maka keuangan kita akan semakin aman. Maka dalam pikiran orang kaya, hal ini adalah kekliruan. Orang selamanya akan memburu uang dan tergantung pada orang lain. Justru orang kaya berpendapat bahwa uanglah yang harus mengejar dia, dengan cara membangun asset. Aset tersebut bisa berupa kepercayaan, kertas (paper asset), property, dsb.


2. Mengajarkan melek financial sedini mungkin.

Pelajaran sangat penting bagi seorang anak, yaitu cara mendapatkan uang yang benar dan mudah, sangat jarang diajarkan di sekolah. Padahal melek financial ini ini harus diajarkan sedini mungkin dan berkelanjutan. Tapi bagi kita yang sudah terlanjur awam mengenai ini, sangat dianjurkan untuk mengejar ketertinggalan kita. Pengetahuan umum seperti akuntansi, pembukuan, perpajakan, dsb. seharusnya menjadi kebutuhan wajib bagi yang ingin melek financial.


3. Uruslah bisnis Anda Sendiri

Bekerja pada orang lain selalu beresiko. Misalnya tidak ada promosi, ada konflik atau bahkan dipecat. Sangat tidak enak menjadi pion dalam sebuah arena percaturan bisnis. Jadi mulailah membangun bisnis sendiri dengan memperbanyak asset yang kita miliki. Aset adalah sesuatu yang akan menjadi sumber pendapatan, dan bukan sumber pengeluaran. Rumah sewaanadalah asset, saham juga asset, dsb.


4. Sejarah pajak dan kekuatan korporasi

Penting untuk mengetahui seluk beluk perpajakan. Karena akan sangat tergantung pada kelancaran bisnis kita. Selain itu kekuatan korporasi akan sangat mendukung


5. Orang kaya menciptakan uang

Disini diceritakan bagaimana Kiyosaki dan Mike berusaha mencetak uang sendiri. Ayah kayanya memberitahu bahwa begitulah orang kaya, mencetak uang sendiri, tapi harus dengan cara yang legal. Artinya orang kaya selalu melihat peluang apapun yang bisa dijadikan uang. Apa yang tidak bisa dilihat orang lain, dia bisa lihat dan prediksi.


6. Bekerja untuk belajar, jangan bekerja untuk uang

Sudah jelas bahwa jika kita terpaksa harus bekerja pada orang lain, jadikanlah tempat itu sebagai tempat belajar. Bagaimana sebuah manajemen dijalankan, keuangan, pengelolaan SDM, dsb. Bukan sekedar teori, sebab pada bab-bab terakhir penulis pun memberikan langkah-langkah yang dilakukannya untuk memulai meraih kesuksesan finansial. Masih banyak yang bisa kita ambil dari buku ini. Cara penulisan yang ringan, sangat enak dibaca.

Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

Bersyukurlah



"Syukur adalah jalan yang mutlak untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan ke dalam hidup Anda" (Marci Shimoff)
"Apapun yang kita pikirkan dan syukuri, kita akan mendapatkannya lagi"(Dr John Demartini)
Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih(QS Ibrahim [14]: 7).

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(Ar-Rahman : 13)

Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh"(QS An-Nam1 [27]: 19).
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji"(Luqman ayat 12)

Dialah (Allah) yang menundukkan 1autan (untuk kamu) agar kamu dapat memakan darinya daging (ikan) yang segar, dan (agar) kamu mengeluarkan dan lautan itu perhiasan yang Kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari karunia-Nya (selain yang telah disebut) semoga kamu bersyukur (QS An-Nahl [16]: 14)

Bekerjalah wahai keluarga Daud sebagai tanda syukur! (QS Saba [34]: 13)

Ia berdoa, "Wahai Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang engkau ridhai" (QS Al-Ahqaf [46]: 15).
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

Istiqomah itu...


"Istiqomah adalah kondisi terbaik yang tidak bisa dibayar dengan apapun"

"Seseorang yang istiqomah memiliki pendirian yang stabil dalam menuju Ridha Allah. Dia tidak tergoyahkan oleh usia, lingkungan atau ujian dan cercaan. Dia bagaikan karang yang melawan tempaan ombak". (oasetarbiyah)
“Sesungguhnya orang-orang yg menyatakan ” Tuhan kami adalah Allah ” kemudian mereka istiqomah maka para malaikat akan turun kepada mereka ” Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dgn syurga yg telah dijanjikan Allah kepadamu”
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

Muslimah yang Didamba, Seperti Apa Sih?



Yang lelaki tampan, punya pekerjaan mapan dengan gaji tiap bulan lebih dari cukup, bahkan berlimpah untuk ukuran materi, berpendidikan tinggi. Berasal dari keluarga baik-baik. Pun demikian, yang perempuan cantik, cerdas, berpendidikan tinggi. Menikah dan mempunyai putra-putri yang cerdas-cerdas pula.
Sudah sunnatullahnya begitu, cikal bakal dari kedua orang tuanya yang tak punya cacat
sosial mendidiknya, maka tak hanya cerdas dan tampan-cantik, tapi juga humanis. Sempurna, demikian orang menyebut keluarga itu.
Sudah baik rupa, baik budi, dan kaya pula. Keluarga harmonis, demikian para pakar parenting menganalisanya, karena azas saling mendengar dan saling memahami menjadi landasan utama, yang kuncinya adalah komunikasi.
Namun, tahukah? Ternyata keluarga yang begitu indah dipandang mata itu adalah ahli neraka. Kenapa? Padahal mereka tak pernah merugikan orang lain, tak pernah melanggar norma-norma kesusilaan masyarakat.

Sebabnya adalah, karena mereka tak pernah punya orientasi yang jelas setelahnya. Karena mereka tak pernah berpikir ada apa nantinya dibalik sekat pembatas kehidupan bernama kematian. Tujuan hidup cukup hanya sampai dunia yang nyata-nyata akan ada masa akhirnya.

Bahagia di dunia, memang. Tapi balasan derita di akhirat sudah menanti pasti. Semuanya bermula dari keimanan yang terabaikan. Keimanan tentang adanya Allah
Swt., Tuhan semesta alam yang wajib diibadahi, berlanjut pada keimanan kepada para malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari kiamat, qadha dan qadar.


Sungguh, di hari ini kita dapati, begitu banyak keluarga yang kelihatannya baik-baik saja, harmonis dan bahagia, namun dibalik itu, siksa neraka menanti. Oleh dasar itulah, menjadi ingatan yang tak bisa dinafikan, tentang peringatan Allah Swt ;

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan," ( At Tahrim: 6 )

Kalau sudah begini, masihkah kita memandang mereka menjalani hidup dengan baik-baik saja? Asal semua kebutuhan hidup tercukupi, anak-anak tak bermasalah, malah berprestasi. Maka semuanya menjadi indah. Ya, memang indah, namun keindahan yang semu dan itu artinya, kita tertipu !
Kembali ke aturan Islam, itulah jalan selamat.
Jika kita coba menelisik lebih dalam tentang peringatan Allah Swt. dalam kitab-Nya tersebut, maka akan kita dapati korelasi yang kuat bahwa aspek, efek, sikap, cara pandang, kepribadian dan apapun nantinya pada seseorang terlihat, bahan dasarnya adalah dari keluarga.
Karena jelas, semua laku yang tercipta, sekecil apapun itu, dengan detail telah tercatat di lembaran kitab para malaikat, yang kemudian Allah Swt. mengabarkan akan kita terima tanpa kurang satu hurufpun kelak di hari pembalasan.
Slide pun di buka tentang kehidupan kita, dievaluasi, mana yang sia-sia, maksiat dan jatuhnya ke neraka, mana yang baik, bermanfaat, namun tunggu, belum tentu jatuhnya ke surga.
Karena disini berlaku aturan yang jelas tentang pemaknaan kebaikan, yang menjadi nilai berarti atau hanya berhenti sampai dunia dan sia-sia belaka di akhirat. Aturan itu, Allah menyebutnya bernama niat, bahwa semua amal akan tergantung niatnya--hadis Arbain ke satu.
Maka jelaslah, kenapa keimanan itu menjadi pintu pembuka kemana kita nantinya setelah berakhirnya kehidupan ini, dengan kunci satu-satunya adalah syahadatain. Yang kemudian semuanya harus diterjemahkan dalam syariat-Nya.
Ini, sedang tidak mendongeng ria kawan, tapi mengajak siapa pun memunguti kembali kepingan-kepingan orientasi hidup yang sesungguhnya.

Jika demikaian adanya, mari kita kembali pada apa yang telah dinarasikan, dideskripsikan bahkan dicontohkan dalam Islam. Tentang bagaimana seharusnya sebuah keluarga menjalani kehidupannya dalam berkeluarga. Yang dalam Islam kemudian kita kenal dengan serangkai kata sakinah, mawaddah wa rahmah.

Muslimah, inilah peranmu !

Ketika kita berbicara tentang keluarga, maka komponen utama yang akan kita dapati adalah ayah, ibu dan anak. Semuanya telah begitu apik ditata dalam Islam tentang hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Meski bukan hadis Nabi Saw, dan hanya perkataan baik dari ulama, namun "wanita adalah tiang negara" sepertinya masih menjadi rujukan valid melihat realitas yang ada di kehidupan rumah tangga.
Hal ini bisa dibuktikan, bahwa wanita, yang memainkan dua peranan dalam waktu yang bersamaan; sebagai Isteri dan Ibu, turut menjadi komponen utama pembentuk karakter keluarga. Bahkan disebut-sebut, Ibu adalah madrasah aula (sekolah pertama) bagi putra-putrinya dalam konteks tarbiyatul aulad (pendidikan anak dalam Islam). Disisi yang lain, sering kita dengar, keluarga adalah peletak batu pertama peradaban. Dan wanita, engkau ada didalamnya.

Bukan berarti mengesampingkan peranan penting lelaki, karena pada kenyataan sang nahkoda juga tak kalah penting, terlebih disaat genting. Karena ia kemudian pemegang final segala keputusan yang harus ditaati oleh semua awak kapal. Hendak bagaimana dan kemana kepalnya melaju.

Hanya saja, ketika kita kembali melihat tugas wanita yang harus mengandung, melahirkan, menyusui dan akhirnya merawat dan menumbuh-kembangkan (baca:mendidik), maka disini terlihat jelas, bahwa harus ada bekal khusus bagi
seorang wanita dalam menjalankan peranannya. Bukan kemudian para bapak lepas tangan, tapi ada poin-poin yang hanya bisa dilakukan oleh wanita secara naluriah. Itulah sebabnya kenapa ada kodrat masing-masing yang tak perlu kita tuntut untuk disamakan, namun biarlah pada fitrahnya masing-masing untuk kita sinergikan begitu mistaqan ghalidza menyatukan.

Itu baru peranan menjadi Ibu, lalu bagaimana menjadi istri?

"Perhiasan terindah dunia adalah wanita salihah" demikan sabda Nabi Saw, nan
mashur menghargai wanita di kehidupan dunia.

Kenapa harus diidentikan dengan perhiasan terindah? Maka dalam hal ini, dua jempol untuk sang Nabi Saw., karena ketepatan beliau membidik ketertarikan para adam. Bahwa sudah menjadi fitrah dasar manusia, cenderung menyukai kepada hal yang indah-indah. Maka, suguhan keindahan hakiki hanya ditunjukan untuk wanita salihah, dan ini hanya berlaku untuk lelaki beriman yang tahu tentang hakikat keindahan, tanpa mudah tergoda kemudiain berhasil ditipu oleh keindahan palsu, semu dan sementara.

Pertanyaan sederhana dari para wanita kemudian, bagaimanakah wanita salihah
itu? Sebuah lirik nasyid dari the fikr, cukup lengkap mendeskripsikannya.

Wanita salihah adalah sebaik-baik keindahan.
Menatapnya menyejukan kalbu.
Mendengarkan suaranya menghanyutkan batin.
Ditinggalkan menambah keyakinan.
Wanita salihah adalah bidadari surga yang hadir di dunia.
Wanita salihah adalah ibu dari anak-anak yang mulia.
Wanita salihah adalah isteri yang menuguhkan jihad suami.
Wanita salihah, penerbar rahmat bagi rumah tangga, cahaya dunia dan akhirat
(prolog)

Perhiasan yang paling indah bagi seorang abdi Allah, itulah ia wanita salihah, ia menghiasi dunia.

Aurat ditutup demi kehormatan, kitab Al-Quran didaulahkan, suami mereka ditaatinya, walau perjuangan dirumah saja akhlaq mulia yang ia hadirkan.

Karena iman dan juga Islam telah menjadi keyakinan. Jiwa raga mampu dikorbankan, harta kemewahan dilaburkan.

Didalam kehidupan ini, ia menampakan kemuliaan. Bagai sekuntum mawar yang tegar di tengah gelombang kehidupan.

(Wanita Shalihah, The Fikr)

Inilah muslimah sesungguhnya, yang mengerti bagaimana seharusnya menjalankan amanah kemuslimahannya, didamba tak hanya para Rijal penegak panji-panji Islam, namun juga peradaban dan kehidupan semesta.

***

Pada masanya nanti, amanah kemuslimahan ini akan dimintai pertanggung jawaban-Nya. Seberapa siapkah sekarang kita?

Oleh : Rifatul Farida
Sumber:www.eramuslim.com
Baca selengkapnya Zona Sulistyowati: Oktober 2011

Silaturrahim Yuuk

Pesan Sahabat


ShoutMix chat widget

About Me

Moga tiap langkahku membawa berkah. Ibarat Tanaman, dimanapun saya ditanam, bertumbuh dan berkembanglah.

Followers

Visitor

design by sls_nomy04. Diberdayakan oleh Blogger.